Kamis, 14 April 2016

Kairo, 6 Rajab 1437/14 April 2016  –  Siapa yang tidak kenal Musa? Hampir dipastikan para remaja Indonesia sudah mengenal Musa, seorang Hafidz cilik yang sangat luar biasa. Bagaimana bisa, saat itu, di usia 5,5 tahun saja dia sudah hafal al-Quran 29 juz hingga menjuarai Hafidz Indonesia pada tahun 2014. Tahun ini, 2016, Musa yang sudah hafal 30 Juz, juga pernah mengikuti lomba hafidz internasional beberapa waktu lalu di Jeddah, hari ini di usianya yang sudah menginjak 7 tahun tersebut ia menjadi juara tiga pada Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) Internasional di Sharm El-Sheikh Mesir, pada 10-14 April 2016, Masya Allah, mumtaz, keren abis deh!!! 

Musa La Ode Abu Hanafi, berusia 7 tahun 10 bulan tersebut menjadi satu-satunya utusan Indonesia yang ditunjuk pemerintah melalui Kemenag, untuk memenuhi undangan Kementerian Wakaf Mesir untuk mengikuti MHQ Internasional. Ia mengikuti lomba didampingi oleh orang tuanya, La Ode Abu Hanafi. 

Jumlah peserta MHQ Internasional Sharm El-Sheikh untuk semua cabang mencapai 80 orang yang terdiri dari 60 negara antara lain Mesir, Sudan, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Chad, Aljazair, Mauritania, Yaman, Bahrain, Nigeria, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Australia, Ukraina, dan Indonesia serta negara-negara lainnya.

Dalam hal ini, Musa merupakan utusan Indonesia satu-satunya yang berpartisipasi pada perlombaan tersebut, yaitu meraih juara ketiga dalam ajang lomba penghafal Al-Quran dunia itu, seperti dikutip dari keterangan pers KBRI Kairo.

Musa mengikuti lomba cabang Hifz Al-Quran 30 juz untuk golongan anak-anak, dan merupakan peserta paling kecil di antara seluruh peserta lomba, karena peserta lainnya berusia di atas sepuluh tahun.

Hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta Indonesia yang mendorong jurnalis Kantor Berita MENA mewawancarai Musa dan orang tuanya pada hari pertama kedatangan mereka, sebelum bertanding. Pada keesokan harinya hasil wawancara tersebut sudah dimuat di sejumlah media Mesir dengan judul: Indonesia Berpartisipasi pada MTQ Internasional Sharm El-Sheikh dengan Peserta Paling Kecil.

Seperti peserta lomba cabang Hifzil Quran golongan anak-anak lainnya, Musa diminta untuk menuntaskan enam soal, yang berhasil dilalui Musa dengan tenang, tanpa ada salah maupun lupa. Hal itu berbeda dengan para peserta lomba lainnya yang rata-rata mengalami lupa, bahkan diingatkan dan dibetulkan oleh dewan juri.

Lancarnya bacaan dan ketenangan Musa dalam membawakan ayat-ayat Al-Quran yang ditanyakan membuat Ketua Dewan Juri Sheikh Helmy Gamal, Wakil Ketua Persatuan Quraa Mesir dan sejumlah hadirin meneteskan air mata.

Decak kagum terhadap penampilan Hafiz Cilik Indonesia tidak hanya ditunjukkan oleh dewan juri dan para hadirin. Para peserta yang menjadi saingan Musa pun menunjukkan decak kagum kepada utusan Indonesia tersebut.

Setelah tampil, Musa langsung diserbu oleh oleh para hadirin untuk berfoto dan mencium kepalanya sebagai bentuk takzim sesuai budaya masyarakat Arab. Tak mau ketinggalan, Dewan Juri dan panitia dari Kementerian Wakaf Mesir ikut pula meminta Musa untuk berfoto dengan mereka.

Hal itu tidak mereka lakukan terhadap peserta MTQ lainnya. Meskipun karena usianya yang masih kecil dan lidahnya yang masih cadel dan belum bisa mengucapkan hurup “R” Musa dinilai telah menjadi juara di hati dewan juri dan para hadirin, meskipun secara tertulis dia hanya memperoleh juara tiga.

Hal itu karena menurut Syeikh Helmy Gamal bacaan Al-Quran diatur dengan kaedah dan hukum yang jelas dan tidak bisa dikesampingkan antara lain terkait makharijul huruf.

Pada acara penutupan, Menteri Wakaf Mesir Prof. Dr. Mohamed Mochtar Gomaa memanggil Musa dan Abu Hanafi secara khusus. Pada kesempatan tersebut Menteri Gomaa atas nama Pemerintah Mesir mengundang Musa dan Hanafi pada peringatan Malam Lailatul Qadar yang diadakan pada Ramadan mendatang. Disebutkan bahwa Presiden Mesir akan memberikan penghargaan secara langsung kepada Musa.

Pemerintah Mesir akan menanggung biaya tiket dan akomodasi selama mereka berada di Mesir. Menteri Gomaa menyampaikan takjubnya kepada Musa yang berusia paling kecil dan tidak bisa berbahasa Arab, tapi menghapal Al-Quran dengan sempurna.

Lauti Nia Sutedja, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kairo menuturkan, “Delegasi cilik Indonesia, Musa, telah berhasil meningkatkan kecintaan bangsa lain terhadap Indonesia. Banyak peserta yang menyebutnya sebagai mukjizat. Alhamdulillah, staf kami telah berhasil merekam penampilan Musa secara utuh. Dalam waktu dekat akan kita turunkan pada laman resmi KBRI di situs jejaring Facebook dan Youtube agar dapat disaksikan oleh masyarakat di tanah air.”

Sementara Meri Binsar Simorangkir, KUAI KBRI Kairo menyatakan bangga bahwa Musa yang masih kecil telah berhasil mengharumkan nama Indonesia melalui Al-Quran. Menurutnya, KBRI Kairo dalam hal ini sangat mendukung upaya Musa dalam meraih prestasinya, karena ia membawa nama Indonesia.​ 

Begitulah, Indonesia ternyata memiliki generasi-generasi hebat yang menorehkan sejuta prestasi mulia di tingkat dunia. Bukan sekedar prestasi tapi dengan jalan maksiyat seperti mengumbar aurat dan melupakan Allah, tetapi prestasi taqwa, insya Allah mulia di sisi Allah Swt. Yups, tahukah kamu, Musa, ternyata merupakan anak yang berhasil dicetak melalui pendidikan tanpa sekolahan lho. Ia dididik oleh orang tuanya langsung melalui sekolah rumahan. Ayahnya pula yang telah menjadikan ia menjadi hafidz dengan berkah dari Allah Swt. 

Bagaimana dengan anak-anak Indonesia lainnya yang dididik di jalur sekolahan umum, saat sistem yang diterapkan sekuler? Sobat remaja semua bisa melihat hasilnya: yang jelas banyak berita kurang baik, banyak masalah, seperti remaja merokok, pacaran, doyan maen game atau PS, konser musik, hura-hura dan perilaku yang mengkhawatirkan lainnya. 

Untuk itulah, sudah semestinya, para remaja dan orang tua mendampingin anak-anak mereka untuk terbina kepribadiannya dengan Islam agar terlahir pribadi yang mulia seperti Musa. Insya Allah, dengan menyemarakkan pembinaan-pembinaan remaja serta kajian-kajian Islam di kalangan mereka akan melahirkan generasi-generasi hebat masa depan. Insya Allah. [kir-lds/vm/mina]


0 komentar:

Posting Komentar